Pada tradisi Haroa akan disajikan makanan berupa sepiring nasi minyak tertutup telur yang berada ditengah talang dan kue tradisional berupa , (waje), ubi goreng (ngkaowi-owi), (cucuru), kue beras (), pisang goreng (sanggara), kue pasta (), dan serta Manu nasu wolio (ayam masak khas wolio) yang disajikan dalam cangkir. Sajian tersebut akan diletakkan di wadah bernama Tala (talang berkaki) dengan penutup yang oleh masyarakat Liya menyebutnya dengan katubangko.Selain menjadi upacara mengucap syukur, tradisi Haroa juga bisa berfungsi sebagai media penyelesaian konflik dan penyatuan masyarakat yang beda suku, dikarenakan acara ini mengundang para kenalan tidak terbatas oleh suku tertentu saja.
Kegiatan Haroa juga bisa dilaksanakan untuk menyambut perayaan besar Islam lainnya seperti , berakhirnya Ramadan dan atau hajatan terkait pekerjaan, usaha, pendidikan, hasil panen, kematian, kelahiran, baru sembuh dari sakit, pindah rumah dan lainnya.